◆ Lonjakan Penjualan dan Popularitas Smartphone Lipat
Pasar smartphone lipat di Indonesia mengalami lonjakan luar biasa sepanjang 2025. Dulu sempat dianggap hanya gimmick mahal, kini ponsel lipat justru jadi simbol gaya hidup modern dan premium bagi anak muda perkotaan.
Banyak brand besar seperti Samsung, Huawei, Oppo, dan Honor berlomba merilis model lipat terbaru dengan harga yang lebih terjangkau. Beberapa model bahkan dibanderol di bawah 15 juta rupiah, membuat pasar menengah mulai menjangkau teknologi ini.
Data asosiasi telekomunikasi menyebut penjualan smartphone lipat naik lebih dari 200% dibanding tahun sebelumnya, didorong oleh promosi agresif e-commerce, kredit cicilan ringan, dan meningkatnya minat konten kreator yang butuh layar besar namun tetap ringkas.
◆ Fitur Inovatif yang Menarik Anak Muda
Salah satu alasan utama smartphone lipat diminati adalah desain layar fleksibel yang bisa berubah dari ponsel menjadi tablet mini. Ini membuat multitasking jadi lebih nyaman, seperti mengedit video sambil membuka pesan atau presentasi bisnis.
Fitur kamera pun semakin canggih. Banyak ponsel lipat kini memakai sensor flagship dan mode Flex Camera yang bisa berdiri sendiri untuk rekam konten handsfree. Ini menarik banyak kreator konten di TikTok, Instagram, dan YouTube.
Selain itu, ponsel lipat terbaru juga sudah tahan air, baterai awet, dan punya engsel yang lebih kuat. Dulu orang ragu soal daya tahan layar lipat, tapi kini teknologi Ultra Thin Glass dan engsel tanpa celah membuat ketahanannya jauh lebih baik.
◆ Dampak pada Persaingan Industri Smartphone
Tren smartphone lipat memicu persaingan baru di industri gadget Indonesia. Brand-brand yang dulu hanya fokus pada ponsel mid-range kini mulai menyiapkan lini flagship lipat agar tidak tertinggal.
Operator seluler juga ikut memanfaatkan tren ini dengan membuat bundling paket data khusus pengguna smartphone lipat, karena mereka biasanya memakai layanan data lebih besar untuk produktivitas.
Bahkan beberapa startup lokal mulai mengembangkan aksesori khusus ponsel lipat seperti casing, keyboard lipat mini, hingga stand portabel untuk membantu kerja hybrid.
◆ Tantangan yang Masih Dihadapi
Meski tren positif, ada beberapa tantangan yang masih membayangi. Harga ponsel lipat masih relatif mahal dibanding ponsel biasa, sehingga adopsi massal belum merata.
Biaya perbaikan layar lipat juga cukup tinggi. Jika rusak di luar garansi, pengguna bisa menghabiskan jutaan rupiah untuk mengganti layar. Karena itu, edukasi tentang cara merawat perangkat lipat perlu terus digencarkan.
Selain itu, belum semua aplikasi Android dioptimalkan untuk layar fleksibel. Beberapa aplikasi masih bug atau tampilan membesar aneh saat dibuka dalam mode tablet, sehingga pengalaman pengguna kadang belum sempurna.
◆ Ringkasan
Smartphone lipat resmi menjadi tren besar teknologi di Indonesia 2025. Desain inovatif, fitur kamera canggih, dan multitasking membuatnya sangat digemari anak muda.
Tren ini mengubah peta persaingan industri smartphone sekaligus menunjukkan bahwa pasar Indonesia siap menerima teknologi mutakhir.
◆ Harapan ke Depan
Ke depan, diharapkan harga smartphone lipat makin terjangkau agar lebih banyak orang bisa menikmati teknologi ini. Produsen juga perlu meningkatkan ekosistem aplikasi agar pengalaman pengguna makin mulus.
Jika perkembangan positif ini berlanjut, smartphone lipat bisa menjadi standar baru industri ponsel di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Referensi
-
Wikipedia — Industri telepon genggam